KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT semesta
alam yang telah banyak mencurahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat waktu dan juga serta kasih sayangnya kepada penduduk bumi
sehingga Agama Islam masih menjadi pondasi yang kokoh dalam diri pribadi
manusia. Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada Nabi Muhammad
SAW juga beserta para sahabatnya yang istiqomah memperjuangkan Agama Islam.
Dan tidak lupa pula kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing mata
kuliah Entomologi kami Bapak Dwi Suheriyanto, S.si. M.P. yang dengan
sabar telah membimbing kami dalam penyusunan makalah yang berjudul “Orthoptera” sehingga dapat selesai tepat waktu.
2. Orang tua kami dengan
sabarnya memberikan kami dukungan secara moral, spiritual dan material.
3. Teman-teman angkatan
2008 dan angkatan 2009 Jurusan Biologi khususnya Kelas B, yang memberikan
dukungan dan semangat untuk selalu berusaha dan tidak putus asa dalam hal
apapun.
Dalam pembuatan makalah ini dengan judul
“Orthoptera” untuk memenuhi tugas
matakuliah Entomologi. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi
penyusun makalah ini. Penulisan makalah ini tentunya jauh dari sempurna oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca.
Malang, 05 Juni 2012
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................
01
1.2 Rumusan
Masalah................................................................... 02
1.3
Tujuan.....................................................................................
02
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.2 Pengertian
Serangga (Insecta)................................................ 03
2.2
Klasifikasi Serangga (Insecta)................................................
04
2.2.1 Sub Kelas Apterygota.................................................. 04
2.2.2 Sub Kelas Pterygota.....................................................
05
2.2.2.1 Eksopterygota..................................................
05
2.2.2.2 Endopterygota................................................. 06
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Ordo Orthoptera.....................................................
09
3.2 Klasifikasi Ordo Orthoptera...................................................
11
3.3 Contoh Ordo Orthoptera........................................................
12
3.3.1 Deskripsi Belalang........................................................
13
3.3.2 Morfologi dan Anatomi Belalang................................. 13
3.3.3 Reproduksi Belalang....................................................
14
3.3.4 Metamorfosis Belalang................................................. 16
3.3.5 Makanan Belalang........................................................
17
3.4 Peranan Ordo Orthoptera.......................................................
17
BAB
IV : PENUTUP
4.1
Kesimpulan.............................................................................
18
4.2
Saran.......................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari
serangga (insekta). ilmu ini merupakan suatu study yang terorganisasi untuk
memahami fase kehidupan serangga dan peranannya dialam. entomologi berasal
darikata entomos yang berarti potongan atau irisan dan logos adalah ilmu.
sedangkan entomologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari serangga yang ada
hubungannya dengan pertanian. hubungannya dengan pertanian dapat bersifat
menguntungkan ataupun sebaliknya.
Dari sekian banyak sepisies hewan yang
hidup dipermukaan bumi, ternyata sekitar 3/4 bagian adalah serangga. dari
jumlah tersebut, lebih dari 750.000 spesies telah berhasil diketahui dan diberi
nama. jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum artropoda.
Menurut Pedigo (1989), diperkirakan dari setiap lima ekor hewan maka
salah satunya adalah kumbang, dan kumbang merupakan salah satu serangga yang
termasuk ordo Coleoptera kelas insekta atau serangga. jadi dapat disimpulkan
bahwa serangga merupakan golongan hewan yang dominan dimuka bumi sekarang ini.
Serangga (disebut pula Insecta) adalah
kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang berkaki enam. Karena itulah
mereka disebut pula Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan
kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut dengan ilmu
Entomologi. Classis Insecta dibagi menjadi beberapa ordo, salah satunya adalah
ordo Orthoptera. Ordo Orthoptera ini termasuk didalamnya adalah jenis belalang,
jengkerik, dan kecoa. Dengan kita mencari masing-masing spesies dari ordo
Orthoptera ini, maka secara langsung kita akan dapat melihat dan
membedakan bentuk fisiologi masing-masing jenis spesies, sehingga kita bisa
mempelajari karakteristik masing-masing spesies.
Ortoptera berasal dari kata Orto = lurus
dan ptera = sayap. Ordo ini membawahi kelompok insekta yang mempunyai sayap
lurus. Habitat hidup di rerumputan dan tempat kering misalnya, batu-batuan,
tanah kering dll.mata majemuk atau sederhana, antena cukup panjang. Femur kaki
belakang besar bertipe mulut menggigit dan mengunyah. Sayap depan lurus dan
kuat biasanya untuk melindungi pasangan sayap yang lebih besar dan tipis
seperti membran. Pasangan sayap belakang ini saat istirahat dilipat dibawah
sayap depan dan ketika terbang berkembang seperti membran. Hewan ini mempunyai
tipe pertumbuhan metabolisme tidak sempurna. Cara jalan dengan meloncat dan
dibantu dengan terbang pendek (jaraknya). Contoh disostura atau belalang,
grillus sp atau jangkrik.
Belalang adalah serangga
herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat
mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna
hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan
jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih
dari 20.000 spesies belalang.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan Latar Belakang diatas, dapat kami peroleh Rumusan Masalah
sebagai berikut :
1. Apakah jenis hewan yang termasuk dalam Ordo Orthoptera ?
2. Bagaimana struktur tubuh dari Ordo Orthoptera ?
3. Bagaimana peranan Ordo Orthoptera dalam kehidupan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis hewan yang termasuk dalam Ordo Orthoptera.
2. Mengetahui struktur tubuh dari Ordo Orthoptera.
3. Mengetahui peranan Ordo Orthoptera dalam kehidupan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Serangga (Insecta)
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca
“Insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai
enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa
Yunani yang berarti “berkaki enam”). Serangga merupakan hewan beruas dengan
tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama
kali sukses berkolonisasi di bumi. Kajian mengenai peri kehidupan serangga
disebut Entomologi (Campbell, 2003).
Serangga termasuk dalam kelas insecta
(Subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 odro, antara lain Diptera
(misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut,
lebah, dan tabuhan), dan Lepidotera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Lebih
dari 800.000 Lebih spesies insecta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies
bangsa Capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000
spesies bangsa Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa Lalat dan
kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies
bangsa Kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah
(Hymenoptera) (Borror, 2005).
Serangga merupakan hewan beruas dengan
tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Serangga mempunyai warna tubuh yang
menarik dan bervariasi atau tidak menarik samasekali. Mereka merupakan hewan berdarah
dingin. Beberapa serangga dapat bertahan hidup dengan periode pendek dengan
suhu beku. Tetapi ada yang dapat bertahan hidup dalam periode panjang (Odum,
1993).
Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian
utama yaitu kepala, thoraks dan abdomen.Kutikula dibangun oleh lapisan
epikutikula, eksokutila dan endokutikula. Kepala dibangun oleh cranium di mana
terletak mulut, antena dan mata. Thoraks terdiri dari tiga segmenprothoraks;
mesothoraks, dan metathoraks. Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada
bagian abdomen. Serta untuk mendukung proses kehidupannya, serangga memerlukan
kesetimbangan dalam makan dan pencernaan, pernafasan, peredaran, ekskresi,
syaraf danreproduksi. Saluran makanan serangga terdiri dari foregut, midgut dan
hindgut. Zat makanan yang diperlukan serangga adalah karbohidrat , asam amino, lemak, vitamin, kolestrol, air dan mineral. Organ ekskresi serangga yang penting
adalah tubulus Malpighi dan rektum. Serangga mempunyai sistem peredaran darah
terbuka, darah mengalir, dalam homosol. Untuk berespirasi, serangga
menggunakan sistem trakea yang berhubungandengan spirakel. Obat serangga dibagi
menjadi tiga kategori yaitu visceral, segmental dan apendage. Yang termasuk
gerakan serangga adalah berjalan, merangkak dan terbang.
2.2 Klasifikasi Serangga (Insecta)
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas
yaitu :
1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas
Apterygota.
2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
2.2.1 Sub Kelas Apterygota
Sub kelas Apterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Tidak bersayap.
·
Tidak mengalami metamorfosis (ametabola).
·
Tipe mulutnya menggigit.
·
Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas.
·
Antenanya panjang tidak beruas-ruas.
Contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina), kutu buku dapat
merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.
2.2.2 Sub Kelas
Pterygota
Sub kelas Pterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
Memiliki sayap.
·
Mengalami metamorfosis.
·
Tipe mulutnya bervariasi.
Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu :
2.2.2.1 Eksopterygota
Adalah kelompok Insekta yang sayapnya
berasal dari tonjolan luar dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut,
dan metamorfosisnya, eksopterygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo
Isoptera, ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo Odonata.
1. Ordo Isoptera
Isoptera berasal dari bahasa Latin (is = sama, pteron = sayap)
yang berarti Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera
adalah :
· Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.
· Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
· Tipe mulut menggigit.
· Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang
disebut polimorfisme.
· Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara.
· Contoh : Helanithermis sp. (rayap).
2. Ordo Orthoptera
Orthoptera berasal dari bahasa Latin (orthop = lurus, pteron = sayap)
yang berarti Insekta bersayap lurus. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo orthoptera
adalah :
· Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap
bagian depan lurus, lebih tebal, dan kaku (perkamen), sedangkan sayap belakang
tipis seperti selaput.
· Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
· Tipe mulut menggigit.
· Kaki paling belakang (kaki ketiga membesar).
· Contoh : Kecoa (Periplaneta americana), Jangkrik (Grillus sp.).,
Belalang sembah (Tenodora sp.).
3. Ordo Hemiptera
Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo hemiptera
adalah :
· Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan satu pasang seperti berkulit dan
sayap belakang transparan.
· Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
· Tipe mulut menusuk dan menghisap.
· Contoh : Kutu busuk (Cymex rotundus)., Walang sangit (Leptocorisa
acuta).
4. Ordo Odonata
Ciri-ciri yang dimiliki oleh ordo Odonata
adalah :
· Memiliki dua pasang sayap tipis seperti selaput.
· Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
· Tipe mulut menggigit.
· Contoh : Capung (Aesha sp.)
2.2.2.2 Endopterygota
Adalah kelompok Insecta
yang sayapnya berasal dari tonjolan kearah dalam dinding tubuh. Berdasarkan
tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, endoptrygota dibedakan menjadi
beberapa ordo yaitu ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera, ordo Diftera,
ordo Lepidoptera, ordo Shiponaptera.
1. Ordo Coleoptera
Coleoptera berasal dari bahasa Latin (coleos = perisai, pteron =
sayap), berarti insecta bersayap perisai. Ciri-ciri ordo Coleoptera adalah
:
· Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap
depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga
disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
· Mengalami metamorfosis sempurna.
· Tipe mulut menggigit.
· Contoh : Kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah (Rhyzoperta
dominica)
2. Ordo Hymenoptera
Ciri-ciri ordo Hymenoptera adalah
:
· Mengalami metamorfosis sempurna.
· Tipe mulut menggigit dan ada yang kombinasi untuk menggigit dan menjilat.
· Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut
hitam (Monomorium sp.).
3. Ordo Diptera
Ciri-ciri ordo Diptera adalah :
· Memiliki satu pasang sayap depan dan sayap belakang mengalami redukasi
membentuk halter (alat keseimbangan).
· Mengalami metamorfosis sempurna.
· Tipe mulut menusuk dan menghisap serta menjilat.
· Dan memiliki tubuh ramping.
· Contoh : Nyamuk rumah (Culex pipiens), nyamuk malaria (Anopheles
sp.), nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), lalat buah (Drosophila
melanogaster), lalat tsetse (Glossina palpalis).
4. Ordo Lepidoptera
Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah
:
· Memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus.
· Mengalami metamorfosis sempurna.
· Tipe mulut pada tahap larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa
menghisap.
· Mata fasetnya besar.
· Contoh : Kupu-kupu Swallow tail, kupu-kupu sutera (Bombyx mori),
kupu-kupu elang (Acherontia atropos).
5. Ordo Shiponaptera
Ciri-ciri ordo Shiponaptera adalah
:
· Tidak memiliki sayap.
· Mengalami metamorfosis sempurna.
· Tipe mulut menusuk dan menghisap.
· Kakinya pipih panjang dan digunakan untuk meloncat.
· Contoh : Kutu manusia (Pulex irritans), kutu kucing (Stenossphalus
felic).
6. Ordo Dermaptera
Ciri-ciri ordo Dermaptera adalah
:
· Memiliki dua pasang sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang
bermembran), atau tidak bersayap.
· Mengalami metamorfosis sempurna.
· Tipe mulut menggigit.
· Contoh : Earwig
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Ordo Orthoptera
Othoptera berarti bersayap lurus,
serangga yang tergolong dalam ordo ini melipatkan sayapnya pada saat istirahat
secara lurus di atas tubuhnya. Ukuran tubuh sedang sampai besar. Banyak
diantaranya yang menjadi hama tanaman pertanian, ada pula yang bersifat sebagai
predator.
Rahayu (2004), menyatakan bahwa
ortoptera berasal dari kata Orto = lurus dan ptera = sayap. Ordo ini membawahi
kelompok insekta yang mempunyai sayap lurus. Habitat hidup di rerumputan dan
tempat kering misalnya, batu-batuan, tanah kering dll.mata majemuk atau
sederhana, antena cukup panjang. Femur kaki belakang besar bertipe mulut
menggigit dan mengunyah. Sayap depan lurus dan kuat biasanya untuk melindungi
pasangan sayap yang lebih besar dan tipis seperti membran. Pasangan sayap
belakang ini saat istirahat dilipat dibawah sayap depan dan ketika terbang
berkembang seperti membran. Hewan ini mempunyai tipe pertumbuhan metabolisme
tidak sempurna. Cara jalan dengan meloncat dan dibantu dengan terbang pendek
(jaraknya). Contoh disostura atau belalang, grillus sp atau jangkrik.
Brotowidjoyo (1994), menyatakan bahwa
anggota ortoptera itu adalah insekta peloncat, ada yang kecil dan ada yang
besar. Tulang femur kaki belakang besar. Bermata sederhana atau majemuk.
Anthena cukup panjang atau panjang sekali. Alat mulut untuk menggigit. Tarsi
beruas 3/4, jarang yang 2. Sayap depan lurus, menyempit dan kuat. Sayap
belakang tipis seperti membran dan ketika berhenti terbang terlipat
berlapis-lapis. Kadang-kadang sayap tidak ada atau vestigial atau rudimeter.
Metamorfosis inkomplekta. Contoh: belalang (Dissostura sp.), jangkrik (Gryllus
sp.).
Bentuk tubuh bulat panjang dengan kepala
hypognathus. Mata majemuk jelas dan besar dengan dua atau tiga mata tunggal
(ocelli) atau juga tanpa mata tunggal. Antena relatif panjang dan banyak
spesies yang antenanya melebihi panjang tubuhnya dengan ruas yang banyak. Mulut
bertipe penggigit pengunyah. Dada mengalami pengerasan yang kuat. Pada
Orthoptera, serangganya ada yang bersayap ada juga yang tidak bersayap.
Serangga yang bersayap terdiri dua pasang sayap. Sayap depan memanjang
mempunyai jejari (vena) sayap yang banyak dan teksturnya menebal agak kaku
disebut tegmina. Tekstur sayap belakang seperti selaput dan lebar dengan banyak
jejari. Tungkai belakang lebih besar dan panjang daripada kedua tungkai yang
depan. Tungkai tersebut dengan femur yang besar untuk meloncat (tipe
saltatorial). Terdapat pula dengan jenis dengan tungkai besar dan lebar
berfungsi untuk menggali (tipe fossorial) pada Gryllotalpidae.
Abdomen umumnya terdiri atas banyak
ruas. Pada Orthoptera yang menghasailkan suara biasanya terdapat timpana pada
ruas abdomen pertama (misal belakang). Ovipositor pada beberapa jenis bentuknya
panjang seperti jarum, tetapi pada beberapa jenis yang lain pendek dan
tersembunyi. Ada pula yang bentuknya seperti pedang. Perkembang biakannya
secara perkawinan dan mengalami metamorphosis sederhana. Serangga muda dan
dewasa mempunyai habitat dan makanan yang sama. Umumnya fitofag dan beberapa
zoofag dan bahkan ada yang bersifat kanibal.
Ordo Orthoptera dibagi menjadi 6 subordo
yaitu subordo Caelifera, Ensifera, Mantodae, Phasmatodae, Blattodae dan
Grylloblattodae. Dari 6 subordo dibagi menjadi famili antara lain beberapa
disebutkan di bawah ini dengan contoh spesiesnya, yang erat hubungannya
dibidang pertanian baik sebagai hama atau predator.
Sebagian anggotanya dikenal sebagai
pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai
predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua
pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena
menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar
dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di
bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput
antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah
mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada
thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat
pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar
terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia
luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan
penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang
maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan
palpus labialisnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola)
dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa
(imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran
sayap serta ukuran tubuhnya.
3.2 Klasifikasi Ordo Orthoptera
Menurut Borror, Triplehorn, dan Johnson
(1992: 273-274) klasifikasi belalang kayu adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Divisi: Arthropoda
Klass: Insecta
Ordo :Orthoptera
Subordo :Caelifera
Famili
: Acrididae
Subfamili
: Cyrtacanthacridinae
Genus : Melanoplus
Spesies : Melanoplus cinereus.
3.3 Contoh Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera dibagi menjadi 6 subordo
yaitu subordo Caelifera, Ensifera, Mantodae, Phasmatodae, Blattodae dan
Grylloblattodae. Dari 6 subordo dibagi menjadi famili antara lain beberapa
disebutkan di bawah ini dengan contoh spesiesnya, yang erat hubungannya
dibidang pertanian baik sebagai hama atau predator.
1. Famili Blattidae,
~ Periplaneta austalasiae Fbr.
2. Famili Mantidae, Famili ini bersifat zoofagus yaitu pemakan hewan. Saat
bertelur ia menempatkan telurnya di ranting pohon, dan bentuk telurnya paketan,
maksudnya dalam satu telur terdapat beberapa embrio.
Contohnya:
~ Otomantis sp. ( Predator )
~ Stagmomantis sp ( belalang sembah )
3. Famili Acridiidae
Ciri-ciri dari famili ini antara lain:
• Antenanya pendek
• Umumnya bersifat Diurnal ( hidup di
siang hari )
• Kaki belakang membesar yang digunakan
untuk meloncat ( Saltatorial )
• Belalang betina meletakan telurnya di
tanah
• Mempunyai warna kamuflase
Contohnya:
~ Locusta migrotarin M. ( hama tanaman monokotil )
~ Locusta migrotarin M. ( hama tanaman monokotil )
~ Valanga nigricornis Burm. ( hama
tanaman jati )
4. Famili Tettigonidae
Ciri-ciri dari famili ini antara lain:
• Serangga betinanya mempunyai
ovipositor berbentuk seperti pedang
• Serangga jantan dapat mengeluarkan
suara
• Bersifat nokturnal ( hidup di siang
hari )
• Antenanya panjang, ukurannya sama
dengan panjang tubuhnya
Contohnya:
- Sexava spp. ( hama pada tanaman palmae, pandan )
- Sexava spp. ( hama pada tanaman palmae, pandan )
- Flimaea chloris De.H. ( hama pada
tebu, tembakau )
5. Famili Gryllidae
Ciri-ciri dari famili ini antara lain:
• Hidupnya di tanah
• Bersifat nocturnal
• Tioe kakinya biasanya Fossorial (
menggali tanah )
• Mempunyai ovipositor
Contohnya:
-
Gryllus bimaculatus De.G.( jangkrik / hama pada rerumputan Graminae)
-
Brachytrypus portentosus Lich. ( gangsir / hama pada rerumputan Graminae )
-
Grillotalpu sp. ( orong – orong / anjing tanah )
Disini yang kami ambil
dalam study Entomologi yang membahas Ordo Orthoptera di khususkan pada
pembahasan Spesies belalang.
3.3.1 Deskripsi belalang
Belalang adalah
serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni
(dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang
berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa
dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat
lebih dari 20.000 spesies belalang.
3.3.2 Morfologi dan Anatomi
Belalang
Tubuh belalang terdiri
dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang
juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang
yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek
digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat
mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak
pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang
terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran
di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia.
Belalang punya 5 mata
(2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan
berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah
kepiting dan lobster.
Belalang dapat hidup
hampir di semua penjuru dunia kecuali kutub utara dan selatan.
Belalang betina dewasa
berukuran lebih besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan
belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram.
3.3.3 Reproduksi Belalang
Organ reproduksi
belalang jantan disebut dengan nama aedeagus.
Selama proses reproduksi, belalang
jantan akan memasukkan spermatophore (satu paket berisi sperma) ke dalam ovipositor
belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut
micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur
sekitar 1-2 inci di dalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya.
Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari hingga semua telur
dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan butir selama masa
bertelur. Selain di dalam tanah, belalang juga dapat meletakkan telur
mereka pada tanaman (batang, daun, atau bunga). Telur belalang akan tetap
tersimpan di dalam tanah hingga berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat
musim panas. Induk belalang tidak mengurus anak mereka setelah menetas.
Telur belalang menetas menjadi
nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ
reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya berwarna putih, namun
setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan segera muncul. Selama
masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar
4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa
hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari
nimfa belalang akan berhenti menjalani
proses ganti kulit setelah memiliki sayap, yang berarti nimfa sudah menjadi
imago (belalang dewasa)
Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan
14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup
mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk
reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah
menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang
dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang
mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.
3.3.4 Metamorfosis Belalang
Belalang adalah hewan yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis
yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana
tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh berbeda. Contoh serangga lain
yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah wereng, jangkrik dan kecoa.
Sedangkan metamorfosis sempurna adalah
metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur, nimfa, pupa, dan imago. Tahap
yang membedakan metamorfosis tidak sempurna dengan metamorfosis sempurna adalah
tahap pupa (kepompong). Perbedaan lainnya adalah tampilan fisik nimfa dan imago
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna sangat berbeda. Contoh
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kumbang, kupu-kupu, lebah,
tawon, dan lalat.
3.3.5 Makanan Belalang
Belalang adalah hama rakus yang sangat
merugikan, mereka makan mulai dari daun jati, pisang, padi, jagung hingga tebu.
50 ekor belalang dewasa dapat menghabiskan makanan setara dengan seekor sapi
dewasa.
3.4 Peranan Ordo Orthoptera
Belalang adalah
serangga yang dapat menggangu terhadap kelangsungan hidup tanaman atau sebagai
hama tanaman, makanan, sebagai rantai makanan yang sangat penting dari berbagai
konsumen, dan membantu penyerbukan berbgai macam tumbuhan (misal jika proses
itu dibantu oleh kaki – kakinya yang tidak sengaja menempel dan ia berpindah ke
tempat lain sehingga terjadilah penyerbukan).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang berjudul “Orthoptera”,
dapat kami peroleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ordo Orthoptera dibagi menjadi 6 subordo yaitu subordo Caelifera, Ensifera,
Mantodae, Phasmatodae, Blattodae dan Grylloblattodae.
2. Ordo Ortoptera memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki tubuh umumnya
berbentuk silinder, dengan kaki belakang memanjang untuk melompat, memiliki
mulut mandibulate dan mata majemuk yang besar, dan mungkin atau mungkin tidak
memiliki ocelli, tergantung pada spesiesnya. Antena beberapa mempunyai beberapa
sendi dan panjang variable.
3. Belalang adalah serangga yang dapat menggangu terhadap
kelangsungan hidup tanaman atau sebagai hama tanaman, makanan, sebagai rantai
makanan yang sangat penting dari berbagai konsumen, dan membantu penyerbukan
berbgai macam tumbuhan (misal jika proses itu dibantu oleh kaki – kakinya yang
tidak sengaja menempel dan ia berpindah ke tempat lain sehingga terjadilah
penyerbukan).
4.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik
serta saran yang konstruktif demi perbaikan makalah ini sehingga dapat lebih
disempurnakan dengan lebih baik lagi. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito.1994.Zoologi
Dasar.Jakarta:Erlangga.
Borror, et al. 2005. Study
Of Insect. Ed-7. Amerika: Thomson Rook/Cole.
Campbell, N.A, J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Hasegawa. 1996. Belalang.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit
Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rahayu, Tuti.2004.Sistematika Hewan
Invertebrata.Surakarta:UMS Press.
Semangun, H. 1991. Serangga.
Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Siregar, Amelia, Zuliyanti. 2007. Hama-hama
Tanaman Padi. Sumatra: USU Press.
Suhardi.1983.Evolusi Avertebrata.Jakarta:UI
Press.
Sukmanyakub. 2011. Gulma dan Teknik
Pengendaliannya. Palembang: Sriwijaya University.
Susetya, Nugroho.1994.Serangga di
Sekitar Kita.Yogyakarta:Kanisius.
Wigiman. 2003. Hama Tanaman: Cermin Morfologi,
Biologi dan Gejala Serangan. Yogyakarta : Gajah Mada Press
bagus sekali ya min artikel ini , saya sangat terbantu oleh artikel yang bagus ini dan menambah wawasan saya , saya berharap anda bisa terus berkarya untuk anak banga , dan pastinya saya mendoakan yang terbaik untuk anda sukses selalu dan sehat selalu
BalasHapusbandarq terpercaya
agen domino teraman dan terpercaya
jika ada salah saya dalam pengetikan saye meminta maaf,salam hormat terdalam saya, terima kasih